Sefalometri
- Definisi
- Ilmu yang mempelajari pengukuran kuantitatif kepala pada sefalogram untuk mendapatkan informasi tentang pola kraniofasial
- Elemen dasar yang digunakan untuk analisa geometrik : titik, garis, bidang dan sudut
- Metode analisa sefalometri : Downs, Steiner, Ricketts, Tweed, dll.
- Guna Sefalometri
- Membantu menentukan diagnosa
- Memperkirakan pola tumbuh kembang
- Membantu menentukan rencana perawatan
- Mengevaluasi pola pertumbuhan
- Mengevaluasi hasil perawatan
- Penelitian, dll
- Cara Pembuatan
- Terstandard, poses baku dan tehnik konstan dengan alat :
- cephalostat
- Ear rod dimasukkan ke dalam meatus auditorium kanan dan kiri
- Penderita poses berdiri, bidang sagital sejajar dengan bidang film, pandangan lurus ke depan dengan bidang Frankfurt
- Horizontal sejajar lantai
- Dibuat dalam keadaan oklusi
- Yang diperlukan untuk tracing
- Kotak illuminator
- Film matte acetate 0,003 atau 0,005 inci
- Pensil keras 3 atau 4 H
- Penggaris, busur derajat, segitiga, penghapus
- Scotch tape
- Sefalogram

- Cara buat
Titik2
Sella tursica
Sella is the centre of the hypophyseal fossa


Nasion
midpoint of the frontonasal suture
prpotongan internasal suture dengan nasofrontal suture
perpotongan bidang sagital dengan sutura frontonasalis, merupakan pertemuan antara cranium dengan wajah



Orbita
titik terendah avmost inferior point of each infraorbital rim
titik terendah pada tepi inferior rongga mata

Porion
most superior point of each external acoustic meatus
yaitu titik tengah kontur atas meatus akustikus eksterna atau metal era-rods pada sefalometer


Titik A (Suspinale)
Titik tercekung pada mx
titik paling dalam pada kontur premaksila di anatara spina nasalis anterior (ANS) dan gigi insisiv

Titik B (Submentale)
titik tercekung pada alveolaris mandibula
titik paling dalam dari kontur lengkung mandibula di antara insisiv dan dagu.

Anterior Nasal Spine
ujung tulang anterior spina nasal



Posterior Nasal Spline
pada palatum
ujung posterior spinal nasal yang merupakan permukaan dorsal dari maksila pada dasar hidung



Pogonion
menonjol dari dagu
titik paling luar pada dagu

Menton
Infererior Dagu
titik paling bawah pada dagu

Gnation
pertengahan pogonion dan menton

Gonion
tengah dari ramus mandibula


Steiner Analysis
Analisa Sefalometri
- Analisa skeletal : mempelajari hubungan rahang satu terhadap yang lain, rahang terhadap kranium, dan pola pertumbuhan muka
- Analisa dental : mempelajari hubungan antar geligi, dan antara gigi dengan rahang/ tulang fasial
- Analisa jaringan lunak
Nilai Steiner

Garis
SN
sella tursica-nasion
Menggambarkan basis dari cranium anterior (garis merah)

Frankfurt plane - frankfurt hor
porion-orbita

maxilary plane
ANS-PNS

mandibular plane
Gonion dan gnation

Occlusal Plane
overlapping m1 dan p1 tonjol


Sudut
Analisa Skeletal
SNA
Sella- Nasion- Anterior Nasal Spline

82: maksila normal
<82: maksila retrogenasi
82: maksila progenasi

tergantung hubungan mx dan mn

85: prognatik
SNB

80 = mandibula normal
< 80 = mandibula retrognasi
80 = mandibula prognasi


ANB
→ Relasi Maksila terhadap mandibula
menentukan kelas
2= normal
<2= tendensi kelas iII
2 = tendensi kelas II
range
0-4 Normal
<0= skeletal kelas III (Prognatik)
4=skeletal kelas II (Retrognatik)

SNA-SNB
Normal: 2


GoGn-SN
Sudut GoGn-SN
→ pola pertumbuhan
< 32= hypodivergent
32= hyperdivergent

- Contoh
Analisa Dental→ jarak garis ke permukaan gigi plg labial
I-NA
pengukuran sudut (sumbu)
I-NA=22
22=normal
<22=retrusif
22=protrusif
jarak (terddepan dr mahkota)
labial insisif ke garis NA
i-Na= 4mm
4mm= normal
<4mm= retroposisi
4mm= proposisi


Sudut dan jarak I-NA

I-NB
pengukuran sudut (sumbu)
I-NB=25
25=normal
<52=retrusif
52=protrusif
jarak (terddepan dr mahkota)
i-Nb= 4mm
4mm= normal
<4mm= retroposisi
4mm= proposisi

contoh

I to I
Interincisal angle
norma;: 130

contoh

protrusif
Analisa Jaringan Lunak
kurva di hidung (tengah) ke dagu, /S line
- bibir menyentuh garis S=profil normal (atas bawah segatis)
- bibir di depan garis S= profil cembung (melewati garis)
- bibir di belakang garis S= profil cekung

contoh

Caranya
menarik garis tegak lurus pada penapakan sefalometri dari titik A pada maksila dan titik B pada mandibula ke bidang oklusal yang ditarik dari overlapping premolar dan molar pertama atas dan bawah

WITS Analytic
Definisi
Analisa Wits adalah suatu pengukuran untukmengetahui relasi rahang satu terhadap yang lain.
Klasifikasi

Normal : -1 mm untuk laki laki
0 mm untuk perempuan
Skeletal kelas II : nilainya positif (BO di belakang AO)
Skeletal kelas III : nilainya negatif (BO di depan AO)
contoh

analisis
Menurut Rocke, RT (1992) :
Wits > 3 mm skeletal kelas II
Wits < - 2mm skeletal kelas III
Menurut Mc Laughlin (2001) :
Wits = -7/ -8 mm kasus bedah
Wits = + 7/ +8 mm kasus bedah
Tweed
Tdd 3 garis
- Frankfurt-mandibular plane angle (FMA)
- Frankfourt mandibular incisor angle (FMIA
- Incisor Mandibular Plane Angle )IMPA_

Diagnosis
Diagnosis triangle Tweed :
- garis/ bidang Frankfurt Horizontal (FH)
- garis/ bidang mandibula yang dibuat melalui Gonion & Menton
- garis yang ditarik dari sumbu insisivus bawah, yang ke bawah memotong garis mandíbula dan ke atas memotong garis FH

Sudut
Terdiri dari sudut sudut :
- FMA : Frankfort Mandibular plane Angle
- IMPA : Incisor Mandibular plane Angle
- FMIA : Frankfort Mandibular Incisor Angle
nilai rata-rata FMA=25, FMIA=68, IMPA=87

Contoh
FMIA


FMA

IMPA
- Jacobson (2006) : IMPA = 87 posisi normal insisivus bawah
- Mieke (2013) : IMPA = 90 posisi normal insisivus bawah
- Kusnoto (1977) : IMPA= 90 5 posisi normal insisivus bawah

Post a Comment