Catatan UKMP2DG: Konservasi
-
MACAM KARIES
-
Infected
pembuangan jaringan karies dengan ekskavator/round metal bur/tungsten.
- Sangat lunak, sehingga harus dibuang karena banyak serat kolagen yang sudah hancur dan tidak bisa teremineralisasi, bakteri banyak, dan
- berwarna kuning kecoklatan
-
Affected
- struktur masih keras (atasnya ada infected), serat kolagen belum banyak yang rusak, bakteri lebih rendah, masi bisa dipertahankan karena bisa teremineralisasi, dan
- berwarna coklat kehitaman
- klo butuh estetik, dilakukan ekskavasi
- SDF (Silver Diamine Fluoride): untuk menghentikan progresivitas karies (dari affected jadi arrested)→ remineralisasi (tidak estetik)→ kavitas menjadi menghitam, biasanya untuk di tempat yang lokasi sulit terjangkau faskes
-
Arrested
- struktur keras seperti enamel (dari atas ke bawah)
- warna coklat kehitaman, proses demineralisasi berhenti
-
-
Remineralisasi
Penyusun gigi: kalsium hidroksiapatit (pada pH 5,5 ikatan antara Ca dan apatit terlepas, sehingga disebut demineralisasi)
Top Ap Fluoride: bergungsi membentuk fluoroapatit dengan pH 4,5 (pH kritirs) sehingga mencegah demineralisasi
Remineralisasi internal: fluoride yang dilepaskan dari material seperti GIC/RM GIC (dari dalam gigi)
Remineralisasi eksternal: saliva, top ap, FS
-
Bakteri karies
Bakteri plak: Streptococcus sanguinis (pionir)
Bakteri karies superficial: streptococcus mutans
Bakteri karies profunda: lactobacillus acidophilus
Proses pembentukan plak (extraceluller polysaccnaride synthises)
-
PEMERIKSAAN KLINIS
-
Tes Vitalitas
-
Termal: pada 1/3 tengah bukal/labial gigi/crown
Panas: guttap yg dilunakkan
Dingin: chlor etil/ CO2 spray hingga berbentuk salju
-
Kavitas/sondasi: menggunakan ekskavator/~~round diamond bur (~~karena hanya mau buang karies aja)/round metal bur
-
Selective anesthesia: untuk mengetahui penyebab rasa nyeri jika pasien tidak tau lokasi spesifiknya
Anestesi intraligamen 0,5-1 ml di distal gigi yg dicurigai sakit – bila stlh di anestesi terasa berkurang sakit nya berarti benar gigi yg dicurigai tsb ada kelainan/yg mjd keluhan)
-
EPT/ electric pulp test: menggunakan aliran listrik, terdapat irritation point
-
-
Tes Perkusi
Dilakukan pada gigi kontrol terlebih dahulu
- Vertical: diketuk di tegak lurus permukaan incisal/oklusal (lesi periapikal)
- Horizontal: diketuk di tegak lurus permukaan labial/bukal (lesi periodontal)
+: sensitif, ada perbedaan dengan gigi kontrol (tidak bilang sakit karena ambang batas sakit pasien beda, shg harus dibandingkan gigi normal)
Indikasi: split tooth (kecurigaan gigi ada patahan & sakit)
-
Tes Palpasi
Perabaan dengan jari telunjuk memutar pada gingiva dan apikal gigi/vestibulum area apical gigi
- mulai dari gigi yang dicurigai di apikal→ putar ke mesial→ tengah→ distal (3 apikal yang ditekan) → respon?
- palpasi positif blm tentu abses, kita pegang korteks tulang→+→ ketika dalam tulang ada inflamasi → adanya peningkatan tekanan pada apikal)
Akar tunggal: labial
Akar ganda: labial dan palatal/lingual
-
tes miller
Ketika sudah tau diagnosis
- untuk menentukan nekrosis parsial / total (bukan untuk menentukan vitalitas)
- di AAE→ nekrosis parsial di bilang nekrosis
-
tes druk/nyeri tekan: px menggigit gagang instrument (akan tetapi kurang spesifik hasil tesnya)
-
-
HPA PADA KARIES
- Susunan enamel dari permukaan luar ke dalam: Surface zone – Body of lesion – Dark zone – Translucent zone
-
KLASIFIKASI KARIES GV BLACK
1: oklusal posterior, lingual/palatal anterior, labial anterior (pada permukaan halus)
2: proksimal posterior
3: proksimal anterior tidak melibatkan incisal
4: proksimal anterior melibatkan incisal
5: servikal
6: ujung cusp posterior/ incisal anterior
-
KLASIFIKASI KARIES MOUNT AND HUME
-
Site/lokasi
1: oklusal/ permukaan halus/ cingulum
2: proksimal
3: servikal
-
Size / ukuran
0: belum terjadi kavitas, hanya white spot → bisa remineralisasi, pakai cpp acp
1 (superfisial): lesi enamel kecil, keterlibatan dentin minimal (sebatas DEJ) → harus sudah resto
2 (media): lesi sedang, keterlibatan dentin, struktur jaringan sisa→ sisa jaringan adekuat→ bisa restorasi biasa
3 (profunda): lesi besar mendekati pulpa (sisa selapis tipis dentin), struktur jaringan sisa lemah→ harus desain restorasi khusus
4 (extensive): lesi meluas hingga mengenai pulpa (terkena sebagian besar struktur gigi), melibatkan kehilangan seluruh cusp, incisal hilang
-
JENIS KARIES
Superficial: karies enamel
Media: karies dentin belum meluas
Profunda: karies dentin meluas, mendekati pulpa
Profunda perforasi: karies meluas hingga pulpa terbuka
-
-
-
KLASIFIKASI KARIES ICDAS
D0: tidak ada karies, gigi sehat
D1: white spot (kering)
D2: white spot (basah) ( white spot: enamel rod hancur→ kasar→ zat warna bisa nempel)
D3: enamel (belum mencapai DEJ)
D4: dentin (mencapai DEJ), undelying dark shadow
D5: dentin dalam, mendekati pulpa (selapis tipis dentin)
D6: pulpa
-
LESI NON KARIES
Atrisi: incisal/oklusal rata karena beban kunyah internal (clenching/bruksism)
Abfraksi: servikal (huruf V) karena beban kunyah besar, shousher shape/berbentuk baji
Abrasi: servikal /oklusal/incisal karena gaya eksternal, (ex: pengasahan gigi, sikat gigi)
Erosi: pengaruh asam (konsumsi makanan asam, uap asam)
-
HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN SEBELUM RESTORASI
Pemilihan bahan restorasi
Daerah Kavitas dan Estetik
-
Kavitas di area mana (berkontak dg antagonis/tidak)
Tooth bearing area: kavitas berkontak langsung dengan gigi antagonis
Non tooth bearing area: kavitas tidak berkontak dengan gigi antagonis
Berkontak dg antagonis: pilih bahan restorasi yg kuat
-
Kuat dan estetik: nanohybrid
-
Estetik: nanofilled
-
-
Kavitas melibatkan dentin→ pakai teknik sandwich
-
Teori ngilu
Di dentin ada tubuli dentin→ dalamnya ada cairan dentin→ di ujungnya ada prosesus odontoblastik
- ketika ada rangsangan→ cairan tubuli dentin bergerak, prosesus odontoblas tertarik
-
klo dentin dikasih etsa→ NGILU, dikasih bonding→ toksik bisa bikin iritasi pulpa
-
Teknik Sandwich
-
Open sandwich: subgingiva
GIC berkontak langsung dengan gingiva
klo maksa komposit dekat gingiva→ kemungkinan kena cairan GCF
-
Closed sandwich: supragingiva
pakai RM GIC (tidak ada water in-water out)
ikatan RM GIC-
-
-
-
Ikatan Bahan
-
komposit
-
bonding agent terhadap enamel: micromechanical interlocking (etsa memberikan microporositas, microporositas terisi bonding agent)
-
resin komposit (bonding agent) terhadap dentin:
-
hybrid layer
(dentin keadaan normalnya lembab, dikeringkan sampai lembab, di dentin ada ruang kosong isi air antara collagen network→ ((klo dentin dikeringin banget nnti collaps, bonding gabisa masuk)) ((klo terlalu basah-bonding itu hydrophobic layer nanti gamasuk)→ bonding isi ruangan → HYBRID LAYER (Bonding agent masuk ruang serat antar kolagen)
-
resin tag
bonding agent penetrasi tubuli dentin
-
-
komposit terhadap bonding
resin komposit berikatan resin
-
-
GIC/ RM GIC dengan gigi: fisikokimia
- fisika: lebih nempel pada permukaan kasar
- kimia: pertukaran ion, gigi ngasih Ca ke GIC, GIC ngasih karboksilat (COO-)
-
RK-RM GIC: hibrida
RK berikatan Resin dengan GIC
-
-
PRINSIP DESAIN PREPARASI KOMPOSIT
Configuration factor: menentukan permukaan yang dibonding, makin besar makin mungkin lepas→ harus selective etching → agar shrinkage kecil
Rumus: bonded/unbonded = permukaan yang tersisa di kavitas/ permukaan yang hilang
Bonding agent berisi resin tanpa filler (BISGMA, HEMA, UDMA). Semakin banyak pemberian bonding makin bisa shrinkage
- Polimer bisa shrinkage
- ≤1: total etching
-
1: selective etching
-
Prinsip Preparasi Komposit
-
Kelas I
-
Small to moderate, size 1,2
- Minimally invasive (buang jaringan sehat)
- no bevel needed ( hanya membuang unsupported enamel ( enamel yang bawahnya gadidukung dentini) di cavosurface (sudut tepi kavitas) ) untuk resistensi( klo kavitas tegak untuk retensi)
- No additional retention (kemampuan restorasi untuk pads tempatnya terhadap gaya yang arahnya berlawanan arah insersi) and resistensi (kemampuan restorasi menahan beban kunyah supaya tidak fraktur)
-
Moderate-large size 3,4
(minimally invasive gadimasukin soalnya size 3,4 kan kavitas besar→ kekmana cara minimally kan banyak yang dikurangi)
- No bevel needed
- Groove extension (untuk resistensi)
-
-
Kelas II
-
Small 1,2,3
- Box only tooth preparation
- Conservative preparation = minimally extensive
- Facial/lingual slot preparation
-
Moderate, large 4
- Occlusal step (melindungi pulpa agar tidak terekspos) dan proximal box
- No secondary preparation (box, slot, groove)
-
-
Kelas III
-
scoop-shaved
-
bevel cavosurface facial → transisi bagian fasial bagus (tidak ada garis putih yang membatasi)
-
no additional retention (pertamakali di restorasi)
-
if additional retention needed (pernah ada riwayat lepas)
- wide enamel bevel ( di seluruh permukaan tepi kavitas di preparasi, tidak hanya di labial)
- internal dentin wall preparation
-
-
Kelas IV
-
small 1,2
- minimal preparation
-
large 3,4
- groove preparation
- wide enamel bevel
-
-
Kelas V
-
small/ moderate, no root extention
- minimal preparation
- slight bevel
-
large root extension
- enamel bevel
- 90- degrees root surface cavosurface bevel
-
-
-
TEKNIK RESTORASI KOMPOSIT
1. Bulk fill technique: menggunakan low-sheinkage flowable resin dalam satu kali aplikasi, biasanya untuk kelas I
2. Horizontal layering technique: selapis demi selapis tipis (0,5mm) resin kimposit dikondensasikan ke dalam kavitas sampai bagian oklusal
3. Oblique incremental technique: selapis demi selapis dengan kemiringan sekitar 45 derajat dari lateral ke medial hingga seluruh kavitas penuh
4. Vertical layering technique: sama seperti horizontal tapi dibentuk vertikal biasanya untuk kelas II dan IV
-
INLAY PREPARATION (restorasi tidak memeluk gigi)
Indikasi
- lebar kavitas < 1/2 jarak antar cusp
- kavitas tidak punya gingiva wall
- restorasi lama sering lepas
Kontraindikasi
- gigi post PSA karena bisa mengalami weadging effect (fraktur)
Retensi
- kedalaman kavitas (basis jangan terlalu dalam)
- kesejajaran dinding bukal lingual (kemiringan 2-5 derajat divergen ke oklusal)
- dove tail & isthmus
Resistensi
- dinding pulpa dan dinding gingiva tegak lurus dengan sumbu gigi
- sudut axiopulpo line angle >90 derajat
Bevel axiopulpo line angle
-
ONLAY PREPARATION (restorasi memeluk gigi)
Indikasi
- lebar kavitas >1/2 jarak antar cusp
- gigi post PSA (dinding bukal dan lingual masih utuh)→ untuk retensi→ dinding hilang kavitas mjd dangkal→ retensi berkurang
Retensi
- kedalaman kavitas
- kesejajaran dinding bukal lingual (kemiringan2-5 derajat divergen ke oklusal)
- ******sementasi bukan sbg retensi→ meningkatkan friksi→antara restorasi dan dinding gigi agar meningkatkan retensi
Resistensi
- dinding pulpa dan dinding gingiva tegak lurus dengan sumbu gigi
- sudut axiopulpo line angle >90 derajat (bevel)
- kontrabevel/ outer bevel 30 derajat di permukaan luar cusp untuk menyatukan 4 dinding tegak gigi (karena dinding pulpa hilang, oleh karena itu post psa gabole inlay)
Bevel
- axiopulpo line angle (gigi vital)
- intrabevel 40 derajat (mencegah microleakage)→ menkomponsesi kontraks logam agar tidak kebuka
Restorasi pasca PS full coverage restoration
-
*misc jenis alloy untuk restorasi indirect
bila ada gigi antagonis, tidak boleh jenis logam yang berbeda→ galvanic→ pasien ngilu
- Alloy
- A: inlay
- B: onlay
- C: crown/ short span bridge (bridge 3 unit)
- D: GKSL, long bridge
- Alloy
-
MATRIKS
Untuk adaptasi tepi servikal agar tidak kelebihan bahan dan penetrasi cairan
Anterior: celluloid
Posterior:
- Sectional: lebar kavitas <1/3 bukopalatal
- Universal/ tofflemire: lebar kavitas ≥1/3 bukopalatal
KONSERVASI PART 2
-
PROSES TERJADINYA KARIES
- Pembentukan plak
- Bakteri asidogenik mengubah sisa makanan menjadi asam sehingga PH saliva turun
- Ikatan antara kasium & apatit lepas (demineralisasi)
- Terbentuk kavitas – karies mencapai dentin – bakteri masuk ke pulpa melalui tubuli dentin
- Sistem dentinal pulpo complex aktif (menstimuli odontoblast mengeluarkan matrix dentin tersier shg tubuli dentin tertutup dan tidak bisa ditembus bakteri)
- Bila OH buruk – pulpa inflamasi – makrofag, sel mast, NK cell menyerang bakteri yg masuk – bakteri yg lolos menginfeksi sel-sel membrane yg sehat (gugus fosfolipid bilayer) sehingga sel-sel tsb mengalami apoptosis (nekrosis)
- Membran sel yg rusak diubah oleh enzim fosfolipase mjd asam arakidonat – asam arakidonat akan diubah oleh COX 1 & COX 2 mjd prostaglandin, prostasiklin, leukotriene, tromboksan A2 (mediator inflamasi) – prostaglandin akan menempel pd sel endotel (sel penyusun pembuluh darah) shg pemb darah akan melebar (vasodilatasi) →
- cairan plasma keluar dari PD dan memenuhi kamar pulpa→ tekanan intrapulpa meningkat→ saraf tertekan → sakit (kalau ada px akut datang → open bur untuk mengurangi tekanan)
- banyak prostanglandin→ Tjd peningkatan matriks metalloproteinase (menguraikan kolagen / MMP 8 & gelatin / MMP 9) serta mediator lain mengaktifkan odontoklas & osteoklas (bisa meresorpsi apikal) – volume darah di jar trsb akan meningkat shg mengalami hyperemia (rubor) – suhu di dlm pembuluh darah meningkat (kalor) – isi dlm pembuluh darah jg akan meningkat shg tekanan dlm kamar pulpa jg tinggi & mengenai saraf shg timbul nyeri intrapulpa (dolor & tumor) – sel2 akan mengalami perubahan fungsi (fungsiolesa) – bakteri menuju periapikal – muncul tanda inflamasi pd periapikal
-
Sel Saraf Reseptor (Proses Terasa Sakit)
- Proprioseptor/ reseptor non noksius/ A beta
Untuk rangsangan yg tidak membahayakan tubuh (panas, dingin, sentuhan, intensitas ringan)
tekanan: mekanoresptor, kimia: kemoreseptor, suhu: termoreseptor
- Nosiseptor
Untuk ransangan yg membahayakan (panas, dingin, sentuhan, intensitas tinggi)
A delta (bermyelin): penghantaran impuls cepat, tajam, singkat, terlokalisasi ( Di dalam dentin ada tubuli dentin ada cairan tubuli, ujung tubuli ada prosesus odontoblas, ada saraf A beta, A delta bermyelin)
C (tidak bermyelin): penghantaran impuls lama, tumpul, berdenyut (di pulpa ada saraf dan pembuluh darah, darah ikut ritme jantung, saat jantung kontraksi→ darah ke pulpa→ada peningkatan intrapulpa shg berdenyut ), menyebar, spontan (Saraf di pulpa)
ketika rebahan/ sujud, darah yang mengalir ke kepala banyak→ volume darah makin banyak→ nyeri makin parah
-
DIAGNOSIS
-
Membedakan dari tes vitalitas
pulpa normal, reversible→ ngilu, saat dilepas CE, ngilunya juga ilang
irreversible→ nyeri, saat dilepas CE, nyerinya ga hilang→ PSA
kondisi bisa sembuh: reversible (pulpanya masih bisa dipertahankan)
- pulpa→ polip pulpa→ kalau ditusuk berdarah kan→ vital→ anestesi dulu→gabisa kempes sendiri (harus diekstirpasi)→ irreversible
-
DIAGNOSIS PULPA (AAE)
-
Pulpa normal: pulpa dan gigi tidak ada kelainan, vitalitas (+), ngilu/nyeri (-)
- dites vitalitas→ CE→ dingin shg→ vasokontriksi pada PD dan proses hydrodynamic→ ngilu
-
Reversible pulpitis: gigi karies, vitalitas (+), ngilu tajam singkat (+) jika terkena rangsangan, hilang jika rangsangan dihilangkan, saraf A delta bermyelin
-
Irreversible pulpitis: gigi karies, vitalitas (+), ngilu berdenyut/tumpul (+), menyebar, spontan, saraf C tidak bermyelin
Simptomatik (ada rasa sakit)
Asimptomatik (tidak muncul rasa sakit/tidak muncul gejala, tapi ada riwayat nyeri)→ ketika datang
-
Nekrosis pulpa: gigi non vital (-)
- cuma di pre med doang masih masuk
- masih ada pulpa yang non vital
- kalau progress perawatan, sudah ekstirpasi, preparasi→ ga sakit→ GIGI NON VITAL
-
Previous initiated theraphy/ flare up antar kunjungan: untuk pasien yg pernah dirawat perawatan pulpa awal (open akses, ekstirpasi, preparasi, pulp capping (biasanya tau gagalnya itu dalam 24 jam) namun perawatannya blm selesai, masih sakit
-
Previously treated/ flare up pasca obturasi: untuk pasien sudah dirawat (obturasi), selesai, dan masih sakit
- kalau udah di obtur gada keluhan→ NON VITAL paska PSA
-
-
DIAGNOSIS PERIAPIKAL
-
Periodontitis apikalis: pelebaran ligamen periodontal, lamina dura intak (belum putus),
- simptomatik (perkusi+) / asimptomatik (perkusi-)
-
Kista apikalis, Granuloma apikalis
-
Abses periapikal: radiolusen difuse, lamina dura sudah putus, non vital
- simptomatik/akut (sakit, fluktuatif-, fistula -);→ tergantung subjektif (sakit) | bisa jadi ada fistula tpi masih sakit→ tekanan masih tinggi→ akut
- asimptomatik/kronis (tidak sakit, fluktuatif +, fistula +)
- kronis eksaserbasi akut/ abses phoenix (pernah sakit, hilang, kambuh) (datang dalam keadaan nyeri, dulu pernah sakit, hilang, sekarang sakit lagi)
- fluktuatif: kayak balon isi air→ ditekan bergelombang
-
Condensing osteitis: peningkatan densitas tulang alveolar di periapikal gigi yg terinfeksi (respon tubuh untuk melokalisasi, ada peningkatan osteoblas), bisa bareng abses
Zona Lesi Periapikal: infeksi – kontaminasi – iritasi – stimulasi
-
-
-
MACAM DENTIN
- Primer: terbentuk saat sebelum erupsi
- Sekunder: sudah erupsi & trs berlanjut terbentuk
- Tersier: lapisan dentin yang terbentuk ketika ada karies
- Reaksioner: dentin yg dibentuk oleh odontoblast (indirect pulp cap)
- Reparative: dentin yg dibentuk oleh odontoblast like cell (di dlm pulpa ada undifferentiated mesenkimal cell / stem cell yg blm berdiferensiasi – bergerak ke daerah perforasi – berubah mjd odontoblast like cell) (direct pulp cap)
-
PULP CAPPING
Tindakan menaruh material di dasar kavitas untuk melindungi pulpa
pulpitis reversible, belum mengalami keradangan
-
Keterlibatan pulpa:
-
Indirect (pulpa blm terbuka/ selapis tipis dentin)
Terbentuk dentin reaksioner → masih ada selapis dentin→ terbentuk oleh odontoblas
ZOE dan ZnPo4
-
Direct (pulpa terbuka)
Terbentuk dentin reparatif→ tidak ada dentin→ sel mesenkim yang berubah jadi odontoblast-like cell
CaOH dan ZnPo4
-
-
Ketebalan
Kalau sudah sampai DEJ bisa dipertimbangkan, sebatas enamel di restorasi aja
Berdasar sisa dentin (dilihat dari rontgen periapikal):
- tipis (<2mm): liner (menutup tubuli dentin) +basis ( klo dentin tipis lalu ditekan2→ dentin sisa jebol)
- tebal(≥2mm): liner aja agar ada isolator kimia
-
Material (dibahas di IMKG)
- Liner (tipis (0,5mm), untuk isolator kimia)
- Basis (tebal (0,7-1mm), untuk isolator termal & menahan tekanan kondensasi saat restorasi),
Indikasi basis: sisa dentin tipis <2 mm/ selapis tipis dentin (liat foto ro periapikal)
-
-
OBTURASI
-
PSA
Indikasi: pulpitis irreversible, nekrosis pulpa
Kontraindikasi: jaringan periodontal tidak baik, apeks blm menutup, gigi tidak bisa direstorasi, karies mencapai bifurkasi, fraktur akar
Triad endo:
- Cleaning and shaping
- Desinfection
- Obturation
-
OPEN ACCESS
-
Outline form
sesuai bentuk dan letak kamar pulpa
preparasi secara konservatif sesuai aksioma (proyeksi tegak lurus dasar kamar pulpa ke permukaan oklusal atau lingual gigi)
Anterior: segitiga terbalik dengan puncak segitiga di cingulum
Premolar 1 RA: lonjong/ellips
selain Premolar 1 RA: bulat
M1 RA: triangular
M atas (4 SA): rectangular/trapezoid
M1 RB: rectangular/trapezoid/segitiga
M2 RB: rectangular/trapezoid – u/ menentukan diliat jumlah SA
-
Retention form: menyiapkan retensi untuk bahan restorasi (rewalling/ artificial wall)
-
Resistance form: mencegah fraktur, occlusal reduction gigi posterior (agar tidak berkontak untuk mengurangi tekanan dari gigi antagonis), membuang unsupport enamel gigi anterior
-
Convenience form: memudahkan op u/ instrumentasi
straightline acces/ bentuk preparasi lurus agar terlihat orifice, memasukkan alat mudah
-
Toilet of cavity: memaksimalkan pembersihan/ irigasi
-
-
CLEANING AND SHAPING
-
Cleaning→ pembersihan: di SA ada bakteri, sisa jaringan pulpa→ masalah klo tidak dibersihkan
-
Shaping→ membuat mudah diakses agar medikamen, pengisian bisa masuk
-
Teknik preparasi
-
Step back: akar lebar (flare)
- SA lebar dan lurus
- apikal ke korona
-
Crown down: akar bengkok karena kemungkinan tjd penumpukan debris di 1/3 apikal , di preparasi corona baru apikal supaya kemungkinan obliterasi kecil/ debris jatuh ke apikal)
- SA taper/tirus/corong, bengkok
- korona ke apikal
-
Instrumen
- K file: SS→ rigid (kaku)
- Protaper: Niti→ lentur→ kemungkinan fraktur rendah
-
-
Gerakan preparasi
Watch winding/ clockwise: tanpa tekanan sepanjang PK (untuk eksplorasi/penjajakan)
Protaper: continuous clockwise/ clockwise motion
Reaming: putar 180-360 derajat lalu ditarik (untuk preparasi 1/3 apikal)
Circumferensial filling: file diletakkan di SA lalu ditarik sambil menelusuri seluruh dinding SA (untuk preparasi badan SA)
-
-
Bahan Irigasi
-
Pelarut organik
→ melarutkan sisa debris pulpa, bakteri, dan matriks organik dentin
Natrium hipoklorit (NaOCl 2,5%): irigasi pelarut organic yang mengandung ion hipoklorit yang bisa menimbulkan alergi, bila alergi bisa diganti dg potassium iodine/pov iodine 10%
- CHX 2%
- alergi klorin (NaOCL, CHX2)→ ganti pov iodine
- NaOCl jg tidak boleh dicampur dg CHX 2% krn akan membentuk endapan parachloroaniline (kekuningan)
-
Pelarut anorganik
→ melarutkan smear layer (lapisan di dentin, kumpulan dari debris2 dentin), matriks anorganik dentin, debris dentin
EDTA 17% (gel/ solution): pelarut anorganic (menghilangkan smear layer/sisa debris dentin)
-
-
Teknik Irigasi
menghindari hypoclohride accident: tekanan ringan, jarum ekstirpasi < PK
-
Passive ultrasonic:
paling ideal→ getaran ultrasonic
efek:
- (efek akustik streaming→ cairan irigasi bergetar & → debris numpuk di dinding→ pecah→ larut
- cavitation effect → timbul gelembung vakum→ nabrak dinding→ memecah debris→ larut
masukin endoactivator, teknik: diulang 3-5x
- continuous 3 menit
- intermitten 1 menit
-
Manual dinamik agitasi: guttap seukuran dengan MAF (gerakin naik turun 100x/30 detik shg timbul efek yg sama dg passive ultrasonic)
ditarik 2-3mm aja, klo semua nanti bengkok
-
Positive pressure: pake syringe biasa kemudian dikeringkan pake paper point, namun resiko vapour lock (irigasi tidak bisa ke apical krn ada hambatan udara)
-
-
Medikamen
Essential oils
- Eugenol: sedative ringan, untuk gigi vital, udah di open akses pulpa blm diekstirpasi, 3-5 hr
Phenolis Compound
- Cresophene: kemampuan antibakteri paling tinggi, untuk lesi rekuren, toksisitas tinggi, 3-5hr→ ada dexamethasone u/ antiinflamasi
- ChKM: kemampuan antibakteri sedang, bentuknya uap, untuk selesai ekstirpasi tp belum selesai preparasi, masa aktif 3-5 hari, toksisitas sedang; chlorofenol: menghancurkan membran bakteri
- Cresatin: kemampuan antibakteri rendah, toksisitas rendah, jarang digunakan
CaOH
- CaOH: untuk preparasi yang udah selesai, ada lesi periapical (bisa diberikan dikunjungan awal untuk meneralisir asam), sediaan pasta, 7- 10 hr; ion OH bakterisidal
klo gada cHKM→ Triple mix: minocyclin (golongan tetrasiklin), cyprofloxacin, metronidazole dapat memberikan efek diskolorisasi gigi sehingga jarang dipakai→ hanya dipakai di posterior
Bisa juga Ledermix: demexoxyclin HCl,Dexamethason→ diskolorisasi (7-10 hr)
-
Bahan Devitalisasi
Pulperyl: arsen (-), arsen bersifat toxic
-
Syarat obturasi
- Tidak ada keluhan
- Tidak ada tanda inflamasi
- Perkusi (-)
- SA kering & tidak berbau
- Tidak ada eksudat
- Palpasi (-)
Tes perhidrol: untuk mengecek SA steril apa tidak (buka tumpatan sementara – masukkan paper point sesuai PK – paper point cemplungin ke wadah yg sudah berisi hydrogen peroksida – bila ada gelembung udara berati blm steril
-
Obturasi
Tes perhidrol: buka TS (jangan diapa2in SAnya)→ masukkan paper point ke SA→ paper point masukkan ke hidrogen peroksida 3%→ kalau ada bakteri→ timbul gelembung udara→ bakteri (+)→ belum bisa isi SA
-
Teknik obturasi
Cold
- Kondensasi lateral: finger spreader (saluran akar melebar)→ teknik step back
- Single cone: pake satu guttap (saluran akar sempit (tappered)
Warm
- Kondesnsasi vertical: finger plugger
-
RESTORASI POST ENDODONTIK
-
Anterior
Komposit: cingulum intak, incisal ridge intak, marginal ridge intak, secara estetik baik atau masih bisa di bleaching internal
- Crown: ada defek di salah satu/kedua sisi proksimal
- Pasak + crown: incisal ridge hilang, perubahan warna berat, marginal ridge hilang
-
Posterior
Onlay: melibatkan cusp, lebar >1/2 jarak antar cusp, dinding bukal dan lingual masih baik
Crown: dinding bukal/ lingual ada kerusakan, lebar <1/2 servikooklusal normal, minimal ada 1 cusp yg masih sehat
Pasak + crown: kerusakan >1/2 servikooklusal
-
-
BLEACHING
Internal (gigi non vital post PSA, sudah diberi basis, harus beberapa kali visit)
-
Termokatalitik: bahan dimasukan ke kamar pulpa lalu dipanasin (efek: menginduksi resorpsi eksterna), sehingga jarang
-
Walking
Bahan: hydrogen peroxide 35-38% & carbamide peroxide 30%
Eksternal (gigi vital, diskolorasi eksterna)
- Home: untuk maintain warna stlh bleaching in office
- In office: dilakukan oleh dokter
Bahan: hydrogen peroxide 35-38% (in office) & 5-10% (home)
Proses yang tjd saat diskolorisasi= hemoragik pulpa
-
-
PERHITUNGAN PANJANG KERJA
PK = panjang gigi – kondisi periapikal pasien
Jika normal kurangi 1 mm
Jika ada resorpsi tulang kurangi 1,5 mm
Jika ada resorpsi tulang + apical kurangi 2 mm
LESI ENDO PERIO
- Endo primer perio sekunder: karies pulpa, vitalitas (-), poket ada
- Perio primer endo sekunder: poket, gigi non karies
- Kombinasi: radiolusen meluas marginal ke periapikal
PERAWATAN PENDAHULUAN
-
Trepanasi: tidak trismus, sakit, tidak ada sistemik
-
PSA + Anestesi: pulpitis irreversible
-
PSA + Anestesi tanpa vasokonstriktor: pulpitis irreversible + sistemik terkontrol
-
Premedikasi Antiinflamasi: trismus, sistemik tidak terkontrol, sakit
-
Premedikasi Antiinflamasi & Antibiotik: trismus, sistemik tidak terkontrol, sakit, ada abses
-
Insisi Drainase: tidak sakit, fluktuatif (+)
TAMBAHAN MATERI
-
ENDODONTIC SEALER
ZOE
(+): bisa diresorpsi jadi cocok buat pengisi saluran akar gigi sulung**,** punya efek antimikroba
(-): setting time rendah**,** bisa shrinkage saat setting**,** solubilitas tinggi**,** bisa menimbulkan stain pada gigi
CaOH
(+): punya efek antibakteri**,** punya potensi sementogenik-osteogenik
(-): solubilitas tinggi**,** porusitas tinggi
GI sealer
(+): ikatan dengan struktur gigi baik, fluoride release
(-): viskositasnya tinggi susah masuk ke 1/3 apikal dan ramifikasi, efek antibakterinya minimal
Resin sealer
(+): viskositas rendah bisa mencapai 1/3 apikal**,** kemampuan seal terbaik
(-): komponen matriksnya toksik ke jaringan periapikal
-
TEKNIK PREPARASI SALURAN AKAR
Standardized Preparation
preparasi dengan gerakan filling dari file paling kecil ke paling besar, untuk saluran yang uniform tapi gagalnya banyak ada bagian yang nggak ke prep karena saluran akar nggak se-uniform itu
Step-down
kalo ada orifis/saluran di 1/3 koronal yang sempit. Tekniknya pre-flaring di 1/3 coronal dengan GGD atau file Ni-Ti. Preparasi dilanjutkan dengan file besar dengan gerakan reaming sampe ada tahanan, lalu dilakukan dengan file kecil bertahap sampe apikal sepanjang kerja
Passive step-back
modifikasi step-back bedanya di gerakan dan kedalaman filenya. setelah di prep 1/3 apikal dan dapet MAF nya, masukin file yg lebih gede 1 nomor ke saluran akar sampe tertahan lalu diputar 1,5 putaran terus ditarik ke oklusal lalu diulangi sampai file bisa masuk ke apikal, teknik ini indikasinya sama dengan step-back
Anticurvature filling
gerakan filling dengan arah melawan kurvatura akar tujuannya agar tidak terjadi perforasi bifurkasi supaya tidak terjadi ledge atau perforasi
Balanced-force
tekniknya file dimasukin ke saluran akar sepanjang kerja, diputar 180 derajat clockwise terus diputer 120 counterclockwise dengan tekanan ringan
Post a Comment